Oleh: Mirah Kusumaningrum
COVID-19 telah menyebabkan tragedi yang luar biasa. Jumlah orang yang menderita penyakit, kematian, pengangguran dan kemiskinan sangat besar di berbagai belahan dunia.
Sektor Perjalanan dan Pariwisata Indonesia tentu saja tidak kebal terhadap pandemi itu.
Dalam semalam ratusan penerbangan ditangguhkan, perjalanan internasional dihentikan. Bahkan di dalam negeri, yurisdiksi nasional dan sub-nasional melembagakan pembatasan.
Satu juta pekerjaan sektor perjalanan dan pariwisata hilang setiap hari. Dampak ekonominya adalah Perjalanan dan Pariwisata yang pada tahun 2019 meliputi 10,4% atau USD 9.170 Milyar dari GDP global turun tajam menjadi 5,5% di tahun pertamanya saja yakni di tahun 2020 atau tinggal USD 4.671Milyar.
Jika kita renungkan peristiwa-ini, kita baru menyadari bahwa pandemi itu hanyalah sejenis alarm perubahan bagi lanskap dan tren dunia Perjalanan dan Pariwisata.
Artikel Terkait
Perjuangan Sang Guru Cantik dan Dua Belas Muridnya
Kepsek PSP Angkatan 2 di Matim Mengikuti Koordinasi Teknis Tingkat Propinsi
Dr Manto: Menulis Mampu Mengasah Kecerdasan
FTBM Matim Dorong Gerakan Literasi, Kadis PPO: Harus Masuk ke Sekolah-sekolah
Siswi SMAN 3 Borong Lukis Wajah Gubernur NTT dengan Sempurna
Jurnalis Posflores.com Salurkan Ratusan Buku di SDN Jengok
Otto Gusti, Kebangkitan adalah Sebuah Protes
Hadiri Bedah Buku di SMK Swakarsa, Bupati Hery: Guru-Guru Harus Bisa Menulis
Mantovanny Tapung: Demi DIA, IKM, PKB, Guru Harus Menulis
FTBM Matim Gandeng Dinas PPO Gerakan Literasi Sekolah