OLEH: Sulviadriana Karnil Amaria, S. Pd
(Guru Bahasa Inggris SMPN Satap Helung, Manggarai Timur)
Globalisasi kini bukan sekadar sebuah wacana. Lebih dari itu, ia telah bertransformasi menjadi suatu realitas konkrit yang begitu dekat dengan kita.
Ekspansi neoliberalisme telah melebarkan pengaruh globalisasi ke berbagai penjuru dunia.
Dalam pada itu, eskalasi perkembangan sistem komunikasi digital-virtual menempatkan individu-individu dari berbagai lapisan dunia dalam suatu jejaring komunikasi maya yang tak terbatas dan tanpa sekat.
Entah disadari atau tidak, fenomena globalisasi telah berandil besar dalam menentukan dinamika kehidupan kita, baik pada tataran individual maupun sosial.
Globalisasi juga menjadi faktor penentu sektor-sektor tertentu dalam suatu tatanan kehidupan bernegara. Dalam konteks Indonesia, pariwisata menjadi salah satu dari segelintir sektor yang bersentuhan langsung dengan globalisasi.
Baca Juga: Anggota DPRD Provinsi NTT Gunakan Kapela untuk Reses
Pariwisata telah berkembang secara eksponensial meskipun tertatih-tatih selama periode pelik Covid-19 dalam dua tahun terakhir.
Artikel Terkait
Problematik Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan
Sekam Padi dan Janji Politik Bupati Agas Andreas (Catatan Janji 10 Km Per Kecamatan)
Eksistensi Media Cetak di Era Digital, Lenyap atau Bertahan
Apakah Taktik Tiki-taka Spanyol di Piala Dunia 2022 Qatar Masih Berlaku?
Untuk Saudaraku Terkasih Daniel Mananta: Katolik Tidak Menyembah Berhala
Timbang Hasil Bumi Buah Kemiri Desa Lewokluok, Untung atau Rugi?
"Keliru Boleh, Asalkan..." (Tanggapan tentang Adanya 'Unclean Spirit' dalam Patung Yesus)
Daniel Mananta Bilang di Patung Kristen Ada Unclean Spirit, Ada Benarnya Kok
Dua Pertanyaan untuk Gereja Katolik, Tanggapan atas 'Kasus Unclean Spirit' Daniel Mananta
Catatan untuk Kepala Desa: Hindari Politik Identitas dan Hidupkan Kembali Partisipasi Politik Masyarakat