Cyber Bullying

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 17:58 WIB
Daniel Oktaviano Syukur (Dokpri )
Daniel Oktaviano Syukur (Dokpri )


OLEH: Daniel Oktaviano Syukur
(Tinggal di Scalabrinian, Nita, Maumere)

Fenomena pelecehan seksual masih menampakan dirinya di ruang publik. Banyak korban telah merasakan aksi pelecehan, dan ironisnya fenomena pelecehan ini didominasi di kalangan anak-anak, remaja, dan kaum perempuan.

Contohnya terjadi pada kisah seorang artis bernama Jena Malone. Jena Malone adalah seorang artis yang melakoni syuting The Hunger Games: Mockingjay. Lewat unggahan di istagramnya, wanita berusia 38 tahun itu pun mengaku jika ada perasaan yang berkecamuk kala ia melakoni syuting The Hunger Games: Mockingjay part 2 pada 2015.

Ada perasaan senang dan bangga dengan film tersebut, tapi ada pula traumatis yang timbul setelah ia menjadi korban pelecehan seksual oleh salah seorang rekan kerjanya di sana (Syaifullah, dalam hot.detik.com/moviem/d-6596660/jena-ngaku-dilecehkan-saat-syuting-the-hunger-games, diakses pada 05 Maret 2023).

Perempuan warga Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mengaku menjadi korban pelecehan seksual saat menjadi penumpang Bus jurusan Bogor-Tasikmalaya pada 30 Agustus 2022.

Seusai kejadian pun korban langsung melapor saat itu juga ke Polresta Tasikmalaya dengan nomor pengaduan STPL/Nomor LP/B/220/VIII/2022/SPKT/Polres Tasikmalaya Kota/Polda Jabar tertanggal 30 Agustus 2022 (Nugraha, dalam Kompas.Com diakses pada 06 Maret 2023).

Baca Juga: Memilih tanpa Didoping (Refleksi Kritis Menjelang Perhelatan Pemilu 2024)

Contoh kasus dari Jena Malone dan perempuan warga kecamatan Cihideung ini merupakan delegasi dari sekian banyaknya kasus pelecehan seksual.

Tak hanya rekan kerja dan transportasi seperti bus, tapi ekses pelecehan seksual terjadi pula di anggota keluarga. Dan kalangan yang sering mendapat porsi paling banyak tindakan pelecehan adalah perempuan.

Ada satu privilese yang mengatakan bahwa pelecehan anak-anak dilakukan oleh orang-orang terdekat, yakni orang tua, saudara/saudari, teman, dan guru.

Cyber Bullying

Aksi melecehkan nyatanya tidak hanya terjadi di dunia virtual, tetapi kerapkali dilakukan di dunia maya. Seiring majunya perkembangan teknologi dan maraknya penggunaan intenet, ekses dari aksi pelecehan sering mendapat ruang yang luas. Berkaitan dengan teknologi, maka Cyberbullying dapat diartikan sebagai tindakan pelecehan dengan menggunakan teknologi.

Tindakan pelecehan berbasis teknologi diwarnai dengan aksi mengancam, memposting informasi pribadi, gambar, atau video dengan orientasi untuk melecehkan orang lain.

Cyberbullying dapat dilihat dari bentuk-bentuk berikut: pertama, exclusion. Exclusion merupakan bentuk pengucilan terhadap seseorang dalam suatu komunitas, contohnya mengabaikan seseorang dalam grup WA. Kedua, flamming.

Flamming merupakan kata-kata yang berkonotasi hujatan di ruang publik. Ketiga, harrasment. Harrasment merupakan bentuk pengiriman kata-kata cacian dan makian. Keempat, denigration.

Halaman:

Editor: Waldus Budiman

Artikel Terkait

Terkini

Guru Biologi Serbabisa, Bisa Apa?

Kamis, 27 Juli 2023 | 04:25 WIB

Fungsi Pajak dalam Pembangunan Ekonomi Negara

Rabu, 28 Juni 2023 | 09:58 WIB

Perbedaan Teknik Sipil dan Arsitektur

Selasa, 20 Juni 2023 | 16:11 WIB

KEBEBASAN DAN MARTABAT MANUSIA DALAM PERSPEKTIF

Jumat, 16 Juni 2023 | 20:41 WIB

Perempuan Juga Kesatria

Jumat, 21 April 2023 | 08:48 WIB
X