TOKYO - Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana melakukan kunjungan kerja ke Jepang dan melakukan pertemuan dengan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako, Perdana Menteri Fumio Kishida, serta dengan para CEO perusahaan besar Jepang, pada Rabu (27/07). Usai beberapa acara pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menambahkan, “Kita akan memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi antara kedua negara.”
Selesai pertemuan dan rangkaian kunjungan kerja, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, memberikan keterangan pers dan menyampaikan hasil dari berbagai pertemuan tersebut.
Pertemuan dengan PM Kishida
Pada pertemuan dengan PM Fumio Kishida di Tokyo, Rabu (27/07) kemarin, dibahas berbagai hal mulai dari urusan perdagangan, investasi, dukungan IPTEK, penyelenggara Net Zero Emission, konflik di Ukraina, dan isu-isu kawasan lainnya.
1. Penyelesaian Amandemen Protokol Tinjauan Umum IJEPA
Terkait Indonesian-Japan Economic Partnersip Agreement (IJEPA), Indonesia dan Jepang telah menyelesaikan General Review (GR) IJEPA pada 2019 lalu dan diumumkan kedua Kepala Negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang tahun 2019. Penyelesaian GR IJEPA tersebut harus dilanjutkan dengan pembahasan mengenai Perubahan Protokol IJEPA. Saat ini sedang dibahas teknis antara Tim Negosiasi dari kedua negara. Salah satu isu yang masih dalam pembahasan terkait adalah permintaan Indonesia atas akses pasar untuk ekspor Ikan Tuna Kaleng ke Jepang. Kedua pemimpin menekankan bahwa protokol perubahan IJEPA akan dapat diselesaikan dan ditandatangani pada saat penyelenggaraan KTT G20 November 2022 di Bali.
Selain itu, Indonesia mengapresiasi Jepang untuk mempersiapkan pelaksanaan dua pilot project dalam kerangka New MIDEC IJEPA. Pilot Project yang diharapkan dapat direalisasikan dalam waktu dekat ini adalah: (1) Proyek Penguatan untuk Pengembangan SDM dalam Industri Mold and Dies (TOR Mold and Dies for Automotive Industry), dan (2) Proyek Pengembangan SDM dan Sistem Operasi Manufaktur dalam Industri Otomotif untuk Mendukung Making Indonesia 4.0 (Pengembangan TOR UKM Industri Otomotif). Perlu dikembangkan program atau proyek New MIDEC yang mencakup sektor prioritas lainnya.
2. Kebijakan Tarif dan Non-Tarif Mendukung Ekspor-Impor
Terkait dukungan ekspor produk Indonesia ke Jepang telah disepakati beberapa hal, antara lain:
Artikel Terkait
Diduga Sengketa Tanah Warisan, Warga di Sikka Dibacok dengan Parang
Sekjen Kemhan: Tidak Boleh Terjadi Penyimpangan Penggunaan Anggaran
Memasuki Era Industri, Kominfo Targetkan 1000 Peserta Pelatihan Data Science
Puan Maharani: Masifkan Sosialisasi dan Edukasi Masyarakat Soal Cacar Monyet
Evaluasi Kinerja Bupati Manggarai, PMKRI Ruteng Rencanakan Seminar Bertajuk Menggugat Janji Perubahan H2N
Hadiri Panen Perdana Tanaman Holtikultura di Matim, Anggota DPD RI: Lahan yang Dimilliki Jangan Dijual...