OLEH : Fr.Melki Deni,SVD
Hujan jatuh di antara masa lalu, rumah, taman, bunga, dan masa depan. Sore itu aku berteduh di teras rumah sepi. Hujan dan udara dingin memeluk sekujur tubuh. Aku kedinginan memeluk tubuhku, menduga-duga hentinya hujan, dan membayangkan seseorang dari masa depan yang menyeduhkan kopi.
Baca Juga: Misteri Gamelan yang Sering Berbunyi Sendiri, Ada Kisah Mistisnya
Aku datang dari masa depan, dan ibumu dari masa lalu, katamu. Saban hari ayah menata halaman rumput masa depan, membersihkan daun-daun yang jatuh, memungut peristiwa demi peristiwa, dan merencanakan rumah masa depan anak-anaknya.
Baca Juga: Di Rumah Impianmu Saya Menunggu dan Menulis Puisi
Siapa sangka kita memiliki halaman rumput yang indah itu? Pernahkah kau membaca A Brief Story of Lawns yang ditulis Yuval Noah Harari, yang memautkan halaman rumput dengan kekuasaan, uang, dan prestise?
Pernahkah kau membayangkan ada yang susah payah mencari keindahan, menemukannya di depan rumah kita, lalu menginjak-injakkan halaman rumput kita yang indah?
Baca Juga: Bangkai Hiu 'Zombie' Ditemukan di Akuarium Telantar, Kisah di Baliknya Sungguh Memilukan
Adakah kau memberikanya segelas kopi, dan membayangkan masa depan lebih indah? Ataukah kau memarahi, mengutuk, malah mengusirnya?
Di balik jendela aku selalu mendoakan keselamatannya, meskipun mungkin Tuhan tak pernah ingin mendengar!
Bogor, 25 Oktober 2022
(Penulis saat ini tinggal di Madrid, Spanyol)
Artikel Terkait
Misteri Gamelan yang Sering Berbunyi Sendiri, Ada Kisah Mistisnya
Bangkai Hiu 'Zombie' Ditemukan di Akuarium Telantar, Kisah di Baliknya Sungguh Memilukan
Di Rumah Impianmu Saya Menunggu dan Menulis Puisi