OLEH : Fr.Melki Deni,SVD
Sejak lama saya menunggu di rumah impianmu,
Saya tahu menunggu itu mengkhianati waktu tetapi saya tidak pernah peduli.
Saya berani melakukan kecelakaan-kecelakaan kecil selama masih menunggu.
Saya menulis puisi tentang menunggu, tentang rumah impianmu, tentang kamu yang berjalan lamban dalam diam, tentang halaman rumput rumah masa depan, tentang dapur yang sepi, tentang ruang yang meraung, tentang tetangga yang suka gosip, tentang kebahagiaan kecil, tentang kegagalan menolak sepi & menyangkal hayalan selama belum dipekerjakan oleh kesibukan.
Baca Juga: Inilah 4 Pohon Disebut Rumah Makhluk Halus, Salah Satunya Didekat Rumah Anda?
Saya membaca kisah dua orang; yang satu menjanjikan rumah impian dan yang satu bersusah-payah berjalan menuju rumah impian itu.
Ia menata halaman rumput rumah masa depan, dan menyiapkan segala sesuatu selama yang beri janji belum tiba. 48 tahun ia setia menunggu.
Usianya 68. tahun ke 69 ia ingin kembali, tetapi ia lupa jalan pulang, dan jalan pulang pun melupakan dia.
Ia menulis: "perjanjian adalah jalan singkat menuju neraka—celakalah pemberi janji dan berani mengingkarinya!" Sebelum 70 tahun ia meninggal.
Baca Juga: Tradisi Ma'nene, Ritual Mengganti Pakaian Mayat Suku Toraja yang Mendunia
Saya tahu menunggu mengubah alur sejarah, dan itu yang saya inginkan dari dunia.
Suatu saat kamu tiba, saya melihat matamu melihat mata ini. Mendengar telinga mendengarkan cerita telinga ini. Menafsir setiap gema, isyarat, dan tanda.
Kamu akan tahu saya tidak pernah alpa menyebut namamu detik demi detik.
Baca Juga: Suku di Sulawesi Selatan Meletakkan Mayat di Gua, Berikut Alasannya
Artikel Terkait
Suku di Sulawesi Selatan Meletakkan Mayat di Gua, Berikut Alasannya
Tradisi "Ma'nene", Ritual Mengganti Pakaian Mayat Suku Toraja yang Mendunia
Inilah 4 Pohon Disebut Rumah Makhluk Halus, Salah Satunya Didekat Rumah Anda?