Di Rumah Impianmu Saya Menunggu dan Menulis Puisi

- Selasa, 13 Desember 2022 | 05:32 WIB
Dok.Pribadi (Foto Fr.Melki Deni,SVD)
Dok.Pribadi (Foto Fr.Melki Deni,SVD)

 

OLEH  : Fr.Melki Deni,SVD

Sejak lama saya menunggu di rumah impianmu,
Saya tahu menunggu itu mengkhianati waktu tetapi saya tidak pernah peduli.


Saya berani melakukan kecelakaan-kecelakaan kecil selama masih menunggu.


Saya menulis puisi tentang menunggu, tentang rumah impianmu, tentang kamu yang berjalan lamban dalam diam, tentang halaman rumput rumah masa depan, tentang dapur yang sepi, tentang ruang yang meraung, tentang tetangga yang suka gosip, tentang kebahagiaan kecil, tentang kegagalan menolak sepi & menyangkal hayalan selama belum dipekerjakan oleh kesibukan.

Baca Juga: Inilah 4 Pohon Disebut Rumah Makhluk Halus, Salah Satunya Didekat Rumah Anda?


Saya membaca kisah dua orang; yang satu menjanjikan rumah impian dan yang satu bersusah-payah berjalan menuju rumah impian itu.

Ia menata halaman rumput rumah masa depan, dan menyiapkan segala sesuatu selama yang beri janji belum tiba. 48 tahun ia setia menunggu.

Usianya 68. tahun ke 69 ia ingin kembali, tetapi ia lupa jalan pulang, dan jalan pulang pun melupakan dia.

Ia menulis: "perjanjian adalah jalan singkat menuju neraka—celakalah pemberi janji dan berani mengingkarinya!" Sebelum 70 tahun ia meninggal.

Baca Juga: Tradisi Ma'nene, Ritual Mengganti Pakaian Mayat Suku Toraja yang Mendunia


Saya tahu menunggu mengubah alur sejarah, dan itu yang saya inginkan dari dunia.
Suatu saat kamu tiba, saya melihat matamu melihat mata ini. Mendengar telinga mendengarkan cerita telinga ini. Menafsir setiap gema, isyarat, dan tanda.

Kamu akan tahu saya tidak pernah alpa menyebut namamu detik demi detik.

Baca Juga: Suku di Sulawesi Selatan Meletakkan Mayat di Gua, Berikut Alasannya

Halaman:

Editor: Yon Sahaja

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Aku dan Takdir Allah

Sabtu, 25 Februari 2023 | 15:39 WIB

Sabar di Balik Sajadah

Sabtu, 18 Februari 2023 | 19:19 WIB

Seruan Malam, Puisi-puisi Edu Butty

Jumat, 10 Februari 2023 | 07:58 WIB

Pulang Kampung dan Puisi Lainnya

Selasa, 10 Januari 2023 | 17:35 WIB

Claudia dan Amore Sincero

Rabu, 21 Desember 2022 | 18:55 WIB

Puisi-puisi Indra Gamur, Tanpa Aba-aba

Sabtu, 17 Desember 2022 | 21:47 WIB

Puisi-puisi Andju Haman, Penyairku Sedang Gundah

Sabtu, 17 Desember 2022 | 20:29 WIB

Halaman Rumput Masa Depan

Selasa, 13 Desember 2022 | 05:43 WIB

Di Rumah Impianmu Saya Menunggu dan Menulis Puisi

Selasa, 13 Desember 2022 | 05:32 WIB

30 Tahun Berlalu, Mengenang Bencana di Flores

Senin, 12 Desember 2022 | 11:38 WIB

Pada Tumpukan Kitab Tuhan Aku Meminta Restu

Minggu, 4 Desember 2022 | 14:48 WIB

Malam Terakhir

Selasa, 29 November 2022 | 13:36 WIB

Kaka Brasil, Kalau Ade Dukung Siapa?

Kamis, 24 November 2022 | 20:21 WIB

Gadis Desa, Aku Jatuh Cinta

Rabu, 23 November 2022 | 15:07 WIB

Ingat Ema, Puisi-puisi Hendra Uran

Senin, 21 November 2022 | 08:51 WIB

Nona dari Watohari

Minggu, 20 November 2022 | 20:27 WIB

Puisi-puisi Onsi GN

Sabtu, 19 November 2022 | 20:45 WIB

Surga yang Singgah di Kapela

Sabtu, 19 November 2022 | 20:00 WIB
X