Mengkritik Ati dalam Nyanyian Lontar Merayakan Sunyi yang Berisik

- Senin, 5 Desember 2022 | 09:02 WIB
Onsi GN (Dokpri)
Onsi GN (Dokpri)

OLEH: Onsi GN

Sebagai pengantar dalam buku kumpulan puisi Nyanyian Lontar ini, Ati menyampaikan bahwa puisi-puisinya menyalurkan beragam hal yang terjadi dan sedang dirasakan oleh manusia pada umumnya.

Tentang manusia dengan Tuhan, manusia dengan kehidupan sosial, manusia dengan segala sisinya. Buku yang diterbitkan oleh penerbit Kuncup ini sangat menarik untuk digalih dan kita sama-sama raih maknanya.

Sebagai penikmat yang sering bertanya, nyanyian lontar membuat sebuah pemikiran khusus sehingga tidak mudah kita bahasakan secara utuh.

Dalam buku Nyanyian Lontar ini, Ati menulis 102 puisi yang membuat kita sadar dan semakin yakin bahwa perjalanan Ati dalam menghasilkan karya ini dalam keadaan yang sadar dan ingin menciptakan banyak penggemar dengan ditandai beberapa puisinya yang berbicara tentang nuansa romantika, sosial, dan budaya.

Baca Juga: Guru Sertifikasi Dapat Kabar Gembira dari Kemdikbud, Soal Tunjangan dan Linieritas

Berbicara tentang Nyanyian Lontar, ada sebuah kekhususan di sana. Sangat jelas tergambar ketika Ati ingin menuliskan tentang seorang ibu, seorang wanita, Ati meramunya ke dalam beberapa puisi, yaitu pada mata ibu, nona, perempuan di batas hujan, martina, selamat valentine martina, surat dari martina, singer dan ibu, cintai perempuan, dan perempuan-perempuan yang dijebak hujan.

Dari kesembilan puisi tersebut, Ati ingin menyampaikan bahwa perempuan layak dilukis, ditulis, dan dihargai. Dari puisi-puisi yang menyebutkan seorang perempuan itu, sangat meyakinkan bahwa Nyanyian Lontar merupakan ibu yang menghidupkan.

Sebagai pendukung dapat dilihat pada puisi Nyanyian Lontar 1 (hlm 79) yang mana di sana Ati menyebutkan ibu sebagai tempat yang paling indah menyimpan segalanya yang ditandai dengan kata bumi, pada bait ketiga.

Baca Juga: Ingin Terlihat Kencang? Sebagai Wanita Beberapa Cara Ini Bisa Kamu Lakukan untuk Merawat Payudara

Puisi-puisi yang berhasil diterbit dalam buku ini merupakan hasil dari kuatnya imajinasi penulis sehingga banyak negosiasi antara maksud dari penulis dan maksud dari pembaca. Oleh karena itu, mengutip sebuah pandangan puisi dari seorang penyair yang mengatakan “puisi itu bukan untuk dipahami namun puisi bergantung pada kenikmatan”.

Maksud penyampaian tersebut lalu kita kaitkan dengan Nyanyian Lontar ini sangatlah mutlak. Nyanyian Lontar bukan untuk dipahami, apabila kita membaca untuk memahami maka kita akan membacanya sekali saja dan tidak akan menemukan maksud.

Namun jika kita bergantung pada kenikmatan, maka kita akan membaca Nyanyian Lontar secara terus menerus karena ada kenikmatan di sana lalu pelan-pelan kita menemukan maksudnya.

Ada satu puisi pilihan yang menarik dan menjadi dasar dari Nyanyian Lontar dan akan dibahas berdasarkan pemahaman dan literatur sederhana pembaca.

Halaman:

Editor: Yon Sahaja

Tags

Artikel Terkait

Terkini

5 Legenda dan Mitos Gerhana Matahari

Kamis, 20 April 2023 | 13:18 WIB

Aku dan Takdir Allah

Sabtu, 25 Februari 2023 | 15:39 WIB

Sabar di Balik Sajadah

Sabtu, 18 Februari 2023 | 19:19 WIB

Seruan Malam, Puisi-puisi Edu Butty

Jumat, 10 Februari 2023 | 07:58 WIB

Pulang Kampung dan Puisi Lainnya

Selasa, 10 Januari 2023 | 17:35 WIB

Claudia dan Amore Sincero

Rabu, 21 Desember 2022 | 18:55 WIB

Puisi-puisi Indra Gamur, Tanpa Aba-aba

Sabtu, 17 Desember 2022 | 21:47 WIB

Puisi-puisi Andju Haman, Penyairku Sedang Gundah

Sabtu, 17 Desember 2022 | 20:29 WIB

Halaman Rumput Masa Depan

Selasa, 13 Desember 2022 | 05:43 WIB

Di Rumah Impianmu Saya Menunggu dan Menulis Puisi

Selasa, 13 Desember 2022 | 05:32 WIB

30 Tahun Berlalu, Mengenang Bencana di Flores

Senin, 12 Desember 2022 | 11:38 WIB

Pada Tumpukan Kitab Tuhan Aku Meminta Restu

Minggu, 4 Desember 2022 | 14:48 WIB

Malam Terakhir

Selasa, 29 November 2022 | 13:36 WIB

Kaka Brasil, Kalau Ade Dukung Siapa?

Kamis, 24 November 2022 | 20:21 WIB

Gadis Desa, Aku Jatuh Cinta

Rabu, 23 November 2022 | 15:07 WIB

Ingat Ema, Puisi-puisi Hendra Uran

Senin, 21 November 2022 | 08:51 WIB

Nona dari Watohari

Minggu, 20 November 2022 | 20:27 WIB

Puisi-puisi Onsi GN

Sabtu, 19 November 2022 | 20:45 WIB
X