Cerita Elvira
Semilir lembut angin malam ini menemani kebisuan dua sosok manusia lawan jenis yang tengah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Pria bermantel hitam dengan segala kesibukannya mewarnai sketsa yang baru selesai dilukisnya beberapa menit yang lalu, dan perempuan bernetra biru langit yang tengah bergumul dengan pikirannya sendiri.
“Randu ...”
Panggilan lembut dari sampingnya menyadarkan pria bermantel hitam itu dari kesibukannya. Untuk sesaat ia terdiam, mencoba meresapi suara lembut itu. Ah, suara lembut ini selalu berhasil mengusik ketenangan hatinya mengingatkannya pada seseorang yang tak kunjung kembali.
“Randu, heii.”
Lagi, suara lembut itu memecahkan ketenangannya. Mengambil alih seluruh konsentrasinya. 'Sadarlah mereka hanya memiliki suara yang sama tapi sampai kapanpun mereka bukan orang yang sama' batin pria itu berteriak.
“Ah ya. Kenapa Rin?” ucap Randu tanpa mengalihkan pandangannya dari sketsa didepannya.
BACA JUGA: Lomba Cipta Puisi Grup Facebook HPI 2022 Total Hadiah 12,5 Juta
Perempuan dengan netra biru langit itu memutar bola matanya malas ketika mendapati dirinya diabaikan, lagi. Randu, pria dengan mantel hitam yang ia temui setahun yang lalu masih saja mengabaikan kehadirannya hingga hari ini.
Ternyata masih sesulit itu untuk menaklukan hatinya.